Berburu Behel

Posted by Lizia - humaam on Sabtu, 05 Maret 2011




Awal Mula

Sewaktu sd orang tua saya beberapa kali mengajak saya ke dokter gigi untuk cabut gigi. Gigi saya kurang begitu bagus, yang depan agak sedikit maju. Lalu dokter gigi langganan kami pun merekomendasikan untuk memakai kawat gigi atau behel. "Berapa harganya dok?"tanya orang tua saya. "Bla..bla..blaa dolar", jawab dokter yang katanya lulusan amerika itu. Kalau dirupiahkan kata orang tua saya sekitar 6 juta rupiah, itu pada saat saya masih sd. Bak pasukan pembawa bendera kami langsung Balik Kanan Bubar Jalan. Orang tua saya mengatakan bahwa giginya ditekan-tekan saja mungkin lama-lama bagus sendiri.

Belasan tahun kemudian

Saat saya telah kuliah, tampaknya behel telah berubah. Telah beragam warna warni dan harganya banyak yang murah. Suatu ketika teman kuliah saya ada yang memakai behel non permanen, dan harganya cuma 500 ribu. Waw cukup murah juga, bisa memperbaiki gigi dengan biaya semurah mungkin. Akhirnya saya pun memutuskan untuk memakai behel non permanen. Tiap minggu harus kontrol ke dokter, dan baiknya lagi tidak usah bayar saat kontrol. Pertama kali memakai behel non permanen(bisa dilepas, bisa dipakai lagi). Gigi saya sakit semua, kepala pusing, susah makan. Sungguh menyiksa sekali, tapi saya tetap memakainya. Tapi kemudian saya ke jakarta dan saya tidak kontrol ke dokter lagi. Saya berniat ketika pulang ke palembang untuk kontrol gigi lagi, tapi niat hanyalah niat. Karena sudah "enak" melepas kawat gigi non permanen. Kawat gigi non permanen itupun terbengkalai. Hiks T__T tidak berhasil.

Beralih

Ternyata memang banyak orang yang bilang susah memakai kawat gigi yang non permanen untuk orang yang kurang disiplin. T_T Niat sayapun ingin memakai behel yang permanen saja, ini juga sudah disetujui oleh orang tua saya, Tapi saya memakainya setelah pulang kuliah di malay. Karena tiap bulan harus kontrol, bisa-bisa terulang kejadian seperti sebelumnya. Malas kontrol setelah sekian lama pergi dari palembang. Beberapa teman saya juga ada yang berniat memakai behel, kami pun bertanya-tanya dan mencari mana dokter yang bisa memakaikan behel yang murah.

Kendala

Ketika pulang dari malaysia, saya tambah giat untuk mencari tahu tentang pemakaian behel ini. Tapi teman saya bercerita tentang "seramnya hasil memakai behel tidak pada orang yang tepat"
Saat ini beberapa anak muda menjadikan behel sebagai tren, banyak behel yang murah dan bisa dipasang oleh ahli gigi biasa. Bukan dokter gigi. Sebenarnya dokter gigi biasa juga tidak boleh memasang behel ini, haruslah spesialis orthodonti yang memang spesialis tentang kawat gigi. Teman saya cerita bahwa temannya(??!@#$) yang memakai behel abal-abal, ada yang giginya jadi tambah parah rusak, ada yang malah giginya jadi turun, dan lain-lain. Dari cerita tersebut saya pun jadi takut memakai behel. Apalagi spesialis ortho di palembang hanya satu, dan lumayan mahal juga, Saya pun kembali ciut, saya tidak pernah lagi mencari tahu dan saya masa bodoh soal behel ini, kalau memang jodoh yang akhirnya pakai, kalau tidak ya sudah(halah lebay)

Ditawari

Setelah beberapa bulan, orang tua saya pun bertanya kalau yang non permanen sudah tidak dipakai lagi, pakai saja yang permanen. Kebetulan teman ibu saya ada yang dokter gigi. Ibu saya kerja di puskesmas. Dokter itu juga buka praktek dirumahnya. Tapi saya tidak langsung mengiyakan, saya langsung memberondong pertanyaan ke ibu saya tentang kapasitas dokter itu. Karena saya parno, takut gigi saya jadi tambah rusak @_@. Saya juga tanya-tanya kepada teman saya tentang dokter itu. Ibu saya sampai agak kesal karena saya bertanya terus bagus tidak dokter itu.

Akhirnya

Saya bersama ibu saya dan adik saya yang paling kecil pergi menuju rumah praktek dokter tersebut. Adik saya yang paling kecil akrab dengan dokter itu, karena adik saya sering dibawa ke puskesmas. Gigi saya langsung dicetak atas dan bawah, kemudian dibersihkan karang giginya. Saya juga disuruh untuk rontgen gigi. Dokter itu mengatakan kalau saya tidak mau gigi saya dicabut, maka saya memakai behel yang sistem baru saja. Bagusnya lebih cepat rapi hanya saja behelnya kecil-kecil dan memasangnya agak ribet dan susah. Pasiennya banyak yang cepat berhasil memakai behel sistem baru tersebut. Orang tua saya juga setuju, karena lebih cepat rapi lebih baik, Toh bisa mengurangi biaya kontrol ke dokter.

Blog, Updated at: 10.40

4 komentar:

Unknown mengatakan...

sepertinya saya kenal sama pelaku yang memakai behel nonpermanen 500rb itu. *merasa sebagai pelaku :D

Nay mengatakan...

Perkiraan biaya berpa ya? boleh tau ga nama dokter yang di puskesmas itu. kebetulan saya ingin pulang ke palembang,

Unknown mengatakan...

Brpaan ne hrga Damon 2 ny, tlong share donk

Zulkarnain mengatakan...

Perkiraan biaya berpa ya? boleh tau ga nama dokter itu, saya dari palembang jg

Categories

Komentar terakhir

Follow